Kamis, 28 Februari 2019

Asal Mula Bebek Palupi

Kuliner Hitz


Kisah Perjalanan Pemilik Bebek Palupi Surabaya

"Orang Surabaya jika tak kenal bebek Palupi maka bisa dibilang kuper (kurang pergaulan) hahaha," ungkap Axellya Nikita, pelanggan bebek goreng Palupi yang terletak di Jalan Rungkut Asri Tengah no. 10, Surabaya.Bagaimana perjalanan bebek Palupi menuju kesuksesannya? tentu menarik untuk disimak.

Pemilik usaha, Samiyadi, mengisahkan bahwa ia memulai usahanya dengan berjualan kaki lima. Saat itu usahanya terletak di depan perpustakaan daerah di jalan Rungkut Asri Tengah, Surabaya. "Saya memulai usaha dari nol. Berdagang kaki lima sejak tahun 1996," ujarnya. Pada saat itu menu bebek goreng menjadi andalannya.

Pada 1996 pemilik usaha, Samiyadi mengalami banyak kisah suka dan duka. Saat berdagang kaki lima, ia kerap kesulitan saat turun hujan, juga setiap saat selalu berhadapan dengan satpol PP yang mengobrak dagangannya. "Saat itu kehidupan saya benar-benar susah dan sempat sangat putus asa," ujarnya.

Karena tak kunjung mendapat keuntungan, Sam Iadi beralih untuk berdagang nasi goreng. "Berjualan nasi goreng adalah periode paling susah dalam kehidupan saya. Bagaimana tidak, saat itu sehari hanya laku 3 porsi saja," ungkapnya. Dan, karena berjualan nasi goreng membuatnya semakin terpuruk, ia memilih untuk berjualan sari laut. "Jualan sari lautpun juga tak begitu banyak memberikan keuntungan," ungkapnya.Rupanya semangat dan kepercayaan diri Sam Iadi masih terus membara. Sekalipun perjalanan meniti kariernya penuh dengan kesulitan, Sam Iadi dengan tabungan yang ia punya pada akhirnya memberanikan diri untuk mengontrak sebuah gudang di Rungkut Asri, Surabaya. Pada saat itu ia memutuskan untuk beralih dari sari laut dan kembali ke usaha awalnya, yakni bebek goreng.

Berdasarkan pengalaman masa lalunya, ia melihat bahwa usahanya yang cukup memberikan keuntungan adalah usaha awalnya, yakni bebek goreng. "Jika dipikir-pikir, usaha saya yang dulu memang tidak berkembang, namun dulu usaha bebek goreng keuntungannya lebih banyak daripada saat saya berjualan nasi goreng atau sari laut," paparnya. Maka pada 2006 ketika ia memberanikan diri untuk melanjutkan usaha kulinernya, dengan semangat bangkit dari keterpurukan masa lalu, ia mulai mencoba untuk survei di beberapa depot bebek goreng di berbagai daerah demi mendapatkan resep yang pas. "Dari survei itu saya kembangkan sendiri cara memasak bebek goreng yang pas. Akhirnya, jadilah masakan bebek goreng saya sekarang ini," ujarnya.

Berdasarkan kegemarannya terhadap langgam Jawa, ia menamakan usahanya itu 'Palupi'. Terangnya, 'Palupi' adalah jenis langgam jawa yang mendayu-dayu dan membuat orang terbawa akan nada-nada nyaringnya. "Harapannya, masakan saya dapat membuat orang hanyut dalam kelezatannya, seperti saya yang setiap kali hanyut dalam melodi indah langgam Jawa," ujarnya sambil tertawa.Dalam perjalanannya, bebek Palupi meraih banyak pelanggan. Usaha itu mempromosikan kelezatan makanannya dari mulut ke mulut, yakni berasal dari pembeli yang merasakan masakannya, kemudian pembeli itu mengabarkan pada kawan-kawan dan relasi-relasinya. Alhasil, Bebek Palupi meraih banyak pelanggan dan hingga kini telah memiliki karyawan sebanyak 10 orang."Apalagi waktu itu usaha kuliner bebek goreng masih jarang di Surabaya," ujar Sam Iadi. Ia menjelaskan bahwa ketika mendirikan usaha, seseorang harus pandai memanfaatkan peluang yang ada.

Bebek Palupi saat ini, selain dipimpin oleh Samiyadi, ia juga dibantu sang istri, Ma'rufah. Mereka berdua bahu-membahu dalam mengerjakan segala sesuatunya. Hingga saat ini banyak ditawari kerjasama oleh beberapa perusahaan minuman, bahkan salah satu perusahaan minuman terkemuka di Indonesia menaruh produk dan menuliskan brand usahanya di dinding bebek Palupi.
Setiap harinya Bebek Palupi didatangi oleh ratusan pelanggan dan tiap bulannya meraup omzet kisaran 15 juta per bulan. Ditanya mengenai resep suksesnya, Samiyadi menjelaskan bahwa kemauan dan kerja keras adalah salah satu hal yang dapat menunjang kesuksesan seseorang. " jangan berhenti pada satu titik, jangan memikirkan untung-ruginya, yang penting mau melangkah. Juga, buatlah usaha yang sesuai dengan kemampuan dan jangan sekali-kali mencoba membuat usaha bila tidak memiliki pengetahuan tentang usahanya itu," ungkap bapak tiga anak itu. Ia juga menandaskan bahwa mutu produk harus dijaga dengan baik, berikut rasa dan kebersihannya.




1 komentar:

Asal Mula Bebek Palupi

Kuliner Hitz Kisah Perjalanan Pemilik Bebek Palupi Surabaya "Orang Surabaya jika tak kenal bebek Palupi maka bisa dibilang kuper (...